Cinta yang Membara
Penulis : Ariansyah, S.Pd.I ( Kepala SD Muhammadiyah 2 pontianak)
Manusia adalah hamba Allah yang dianugerahkan hati dan nafsu. Dari keduanya muncul hasrat yang bergelora yang disebut cinta. cinta kepada sesuatu, cinta kepada seseorang dan terutama cinta kepada lawan jenisnya dan pastinya dari cinta itu nanti akan muncul Rindu kepada apa yang dicintainya.
Dalam surah Ali Imran : 14 Allah menegaskan.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Cinta adalah Emosi yang berasal dari kasih sayang yang kuat dan rasa tertarik terhadap sesuatu dengan kecenderungan ingin berkorban, memiliki rasa empati, perhatian, kasih sayang, ingin membantu dan mau mengikuti apapun yang di inginkan oleh apa yang di cintainya
Sebelum datangnya islam . ditanah persia kita mengenal kisah cinta qais dan laila. Namun sayang cinta itu tidak didasari iman dan ilmu. Di Italia kita juga mengenal sebuah karya besar dari william sheksepiere dengan kisah cinta romeo dan julietnya. Namun sayang cinta itu berlumur syahwat dan nafsu. Di indonesia kita juga disajikan kisah tragis cerita cinta yang menggelora dari pangeran bandung bondowoso dengan putri roro jonggrang yang nantinya cikal bakal terbentuknya candi prambanan. Namun sayang cerita ini adalah dongeng yang pastinya tidak sejalan dengan syariat islam.
Islam mengajarkan kita cinta yang menuai pahala dan berkah karenanya. Cinta ayah dan ibu kepada anaknya. Cinta anak kepada orang tua adalah cinta taklif yang diberikan pahala . Demikian pula cinta kepada saudara, keluarga, dan sahabat. Semua cinta ini adalah cinta yang diberkahi, diberikan pahala, dan pastinya akan menuai banyak kebaikan selama tidak bertentangan dengan apa yang disyari;atkan.
Namun ketahuailah ada cinta kepada makhluk yang lebih hebat dari itu. Ada cinta yang harus kita persembahkan dengan porsi terbesar kepada seseorang lebih dari cinta kita kepada ayah,ibu, suami, istri, anak, saudara, kaluarga dan sahabat. Cinta itu adalah cinta yang luar biasa besar yang harus kita persembahkan kepada Rasulullah saw. Karena mancintai baliau akan mengantarkan kita pada kedahsyatan cinta dan ampunan dari sang pencipta jagad raya ALLAH SWT.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. (QS. Ali Imran: 31).
Sahabat ‘Abdullah bin Hisyam Radhiyallahu anhu, ia berkata:
كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِدٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ. فَقَالَ لَهُ عَمَرُ: فَإِنَّهُ اْلآنَ، وَاللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلآنَ يَا عُمَرُ.
“Kami mengiringi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar.’” (Hr.Bukhari/Shahih)
Tentunya kita sudah tahu bagaimana kecintaan terbesar abu bakar kepada Nabi kita Muhammad saw saat mereka di gua Tsur bersembunyi dari kejaran kafir Quraisy. Abu bakar masuk terlebih dahulu ke gua untuk menghindari bahaya binatang buas yang akan menerkam Rasulullah SAW. Setelah ia masuk didapatinya sebuah lubang, ia tutup lubang itu dengan telapak kakinya, kemudian ia mempersilahkan Nabi SAW masuk. karena lelahnya perjalanan Nabi yang mulia tertidur di paha Abu bakar ra. Ini merupakan kegembiraan yang luar biasa dan pastinya sangat didambakan siapapun yang beriman dan cinta kepada Rasulullah SAW.
Ternyata di lubang itu ada seekor ular dan ular itu mematuk telapak kaki abu bakar dengan racun bisanya yang mematikan. Abu bakar menahan sakitnya racun yang masuk keperedaran darahnya dengan tubuh bergetar ,berkeringat, dan air mata yang mengalir. Ia tetap mempertahankan diri agar tidak meganggu dan membangunkan sang Nabi yang sangat dicintai yang tidur dipangkuannya. Namun akhirnya Rasul SAW tersadar karena tetsan air matanya yang jatuh diwajah beliau. “ ada apa dengan engkau wahai Abu bakar “. Abu bakar bercerita tentang ular yang mematuknya dan Rasulullah terharu dengan cerita dan dalamnya cinta sahabatnya itu . kemudian Nabi SAW pun memegang kaki abu bakar dan meludahinya dan dengan izin Allah bisa itupun sirna.( Arrahiq Al-makhtum : Shafiyurrahman almubarak fury )
Lihat pula kecintaan bilal bin rabah muadzin Nabi di masjid Nabawi. Yang selalu mengumandangkan azan disamping Rasulullah SAW disetiap shalat fardunya. Tatkala Nabi wafat di waktu pagi senin 12 rabiul awal 11 hijriah. Siang harinya Bilal akan mengumandangkan azan zuhur, namun saat ia sampai pada kalimat “ asyhadu anna Muhammadar Rasulullah “. semua sahabat menangis dan Bilalpun tak mampu membendung tangisannya hingga pingsan karena pedihnya berpisah dengan Rasulullah saw.. dan itu terjadi berhari-hari hingga beliau minta izin kepad khalifah abu bakar untuk berdakwah ke damskus karena tak sanggup berdiri untuk azan dan melihat makam Nabi yang dicintainya.
Dan masih banyak kisah cinta yang luar biasa dari para sahabat mulia kepada Rasulullah SAW. Mereka adalah manusia pilihan yang dianugerahi hati dan perasaan cinta kepada Rasulnya. Namun hadirin...tidak hanya para sahabat mulia yang mencintai Nabi..bahkan makhluk lain juga memiliki kedahsyatan cinta yang luar biasa kepada Rasulullah saw
Dalam kisah shahih yang lain Ketika sahabat Anshar membuatkan mimbar baru untuk Nabi SAW berkhutbah , maka batang pohon kurma (mimbar lama) yang biasa dipakai oleh Nabi untuk berkhutbah pun menangis. Pohon tersebut kadang berteriak seperti rintihan anak kecil yang menangis. Pohon tersebut menangis karena tak rela ditinggalkan oleh nabi Muhammad saw, padahal jarak batang pohon kurma itu dengan mimbar nabi tidak lebih dari 5 meter saja.Nabi SAW pun turun dari mimbar dan mendatngi pohon kurma tersebut. Nabi mendiamkannya seperti seorang ibu mendiamkan anaknya dan beliau menyampaikan apakah kau ingin bersamaku didunia yang fana ini atau ingin berkumpul bersamaku disyurga. Pohon kurma tadi memilih untuk bersama Nabi disyurga dan iapun diam selamanya.
Itulah kisah bagaimana makhluk-makhluk yang tak beraqal dan tak memiliki perasaan tersebut bisa mencintai dan merindukan Rasulullah dengan hebatnya lalu bagaimana dengan cinta kita kepada beliau. Sudah sepantasnya kita memberikah luapan cinta kita kepada manusia pilihan yang penuh keagungan. Manusia sempurna dengan tingginya keteladanan. Diantaraanya dengan cara memegang teguh syariat yang dibawanya, menjaga kehormatannya, melaksanakan sunnah semampu yag kita bisa sebagaimana riwayat shahih dalam hadist Bukhari dan Muslim.
Jangan biarkan cinta kita kepada yang lain mengalahkan cinta kita kepada Rasulllah SAW. Jangan biarkan kesenangan kita kepada yang lain mengalahkan kesenangan kita membaca sejarah Rasulullah. Dan jangan biarkan hati kita memiliki kedahsyatan cinta kepada artis, tokoh apapun, mengalahkan cinta kita pada Rasulullah SAW apalagi kalau mereka adalah orang kafir. Sebab nanti di padang mahsyar kita akan dibangkitkan bersama orang yang kita cintai selama di dunia.
Semoga kita bisa mencintai nabi dengan kedalaman hati dan mengamalkan dengan semampu kita sunah-sunah yang telah diajarkan dan jangan lupa kita bawa keluarga saudara dan sahabat kita kedalam dahsyatnya cinta kepada Rasulullah SAW. Semoga kita dapat berkumpul bersamanya di yaumil mahsyar dan di syurga Allah SWT..Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin.
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Gapailah Ilmu dari Buaian Sampai Liang Lahat
- Mengaktifkan Siswa Melalui Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
- Sang Pohon Apel
- Kisah Bijak Luqman Al-Hakim
- Keuntungan dan Manfaat menggunakan e-Learning bagi Guru dan Siswa
Kembali ke Atas