• gambar
  • yumi

Selamat Datang di Website SD Muhammadiyah 2 Pontianak. Terima Kasih Kunjungannya

Pencarian

Kontak Kami


SD Muhammadiyah 2 Pontianak

NPSN : 30105255

Jl. A. Yani Pontianak Kalimantan Barat


sdmuh2ponsel@yahoo.co.id

TLP : 0561733539


          

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 389847
Pengunjung : 183811
Hari ini : 84
Hits hari ini : 158
Member Online : 0
IP : 44.201.97.138
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

Mengaktifkan Siswa Melalui Model Pembelajaran Two Stay Two Stray




Penulis : Yumi Pariyanti,S.Ag (WKS. Kurikulum dan Pengajaran)

 

     Aktivitas siswa  dalam pembelajaran mempunyai peranan yang cukup besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran agar efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2009: 96)” dalam buku Bistari “Mewujudkan Penelitian Tindakan Kelas” (2015: 34) menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dengan melakukan lebih banyak aktivitas di dalam pembentukan diri oleh siswa sendri, dan guru cendrung sebagai fasilitator maka konsep yang terbentuk oleh siswa akan lebih bermakna.

     Dalam hal aktivitas Gagne memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.                                            

    Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar siswa harus berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya, karena belajar merupakan membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami secara langsung, oleh karena itu aktivitas fisik, mental dan emosional mutlak dalam pembelajaran dengan kata lain, tidak ada proses belajar yang tidak disertai keaktifan pembelajar didalamnya sehingga tanpa aktivitas tersebut pembelajaran tematik tidak akan bermakna.             

    Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami secara langsung, aktivitas fisik, mental dan emosional mutlak dalam pembelajaran. Tidak ada proses belajar yang tidak disertai keaktifan pembelajar di dalamnya sehingga tanpa aktivitas tersebut suatu pembelajaran tidak akan bermakna.                                                    

     Karenanya belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Melalui keterlibatan siswa langsung siswa secara aktif dengan dunia fisik dan lingkungannya, baik secara individu maupun kelompok, dengan demikian siswa dimungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik, sehingga pembelajaran siswa aktif sangat penting guna mengoptimalisasi dalam proses perolehan belajar tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, ini akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi serta tercapainya tujuan pendidikan.

   Untuk menimbulkan aktivitas yang positif dalam proses pembelajaran, guru harus cerdas dalam menentukan model dan metode yang cocok atau tepat bagi siswanya, agar siswa di kelas aktif belajar dan terarah, apalagi bagi kelas yang jumlah siswanya banyak, maka keterampilan guru dalam menerapkan model dan metode yang dipilih merupakan kunci berhasil tidaknya proses belajara mengajar yang dilakukan.

    Salah satu alternatif yang ditawarkan penulis jika pembelajaran dilakukan pada jumlah siswa yang besar adalah model Two Stay Two Stray ( dua tinggal dua bertamu). Model Two Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan (1990). Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa (Istarani, 2014: 306). Istarani (2014: 301) juga menyatakan bahwa model Two Stay Two Stray merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan stuktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional.

     Model Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi, serta melatih untuk bersosialisasi dengan baik (Miftahul Huda, 2014: 207).

     Menurut Ika Bardiati (dalam Siti Mariyam, 2012: 1) berpendapat bahwa, “Model pembelajaran Two Stay Two Stray atau dua tinggal dua bertamu merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang memberi pengalaman kepada siswa untuk berbagi pengetahuan baik di dalam kelompok maupun dalam kelompok lainnya”. Selanjutnya, Anita Lie (2010: 61), “Struktur Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model Two Stay Two Stray adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merasakan pengalaman bertukar hasil diskusi antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga dapat saling melengkapi informasi.

    Aktivitas belajar dalam model ini melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:

  1. Guru membagi siswa dalam kelompok diskusi dengan kemampuan siswa yang berbeda dari segi akademik digabungkan antara kemampuan rendah, sedang dan tinggi supaya terjadi saling membelajarkan dan saling mendukung dalam kelompok.
  2. Guru memberikan bahan diskusi bagi kelompok masing-masing.
  3. Siswa berdiskusi dikelompok dengan saling bekerjasama.
  4. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok yang lain dan yang lain tinggal di kelompoknya dengan tugas memberikan informasi kepada teman lain yang datang berkunjung ke kelompoknya.
  5. Tamu yang telah mendapat informasi kembali ke kelompok masing-masing untuk melaporkan hasil kunjungannya. Kemudian kelompok mencocokkan informasi yang didapat dan membahas hasil kerja mereka .
  6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok.
  7. Guru memberikan penghargaan terhadap hasil kerja kelompok.

   Dari langkah-langkah di atas dapat kita lihat kebaikan dari model ini yakni siswa merasa termotivasi untuk menguasai materi, menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dan yang kurang pintar, mendorong siswa tampil prima karena mereka membawa nama baik kelompok masing-masing, dan tercipta suasana gembira dalam belajar dan tidak memboasankan. Dalam pembelajaran biasa siswa hanya mendengar penjelasan dari guru, tetapi dalam model ini siswa dapat mendengar penjelasan dari teman, saling bertanya jawab dan bertukar pikiran serta mereka dapat leluasa  berkunjung ke teman-temannya.

    Dalam model pembelajaran Two Stay Two Stray ini banyak aktivitas dan pesan moral yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran diantaranya:

  1. Siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan temannya yang berada di posisi tuan rumah ketika sedang bertamu. Di sini tergambar kegiatan menyimak dan nilai-nilai menghormati tamu yang datang berkunjung.
  2. Siswa diajak bergotong royong untuk menemukan suatu konsep .
  3. Siswa diarahkan untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi. Secara tidak langsung siswa akan memperoleh keterampilan tidak hanya dalam menyimak, tetapi juga dalam menjelaskan, menulis dan berdiskusi. Karena ketika bertamu, siswa akan bertanya kepada tuan rumah, tuan rumah akan menjelaskan, tamu akan mencatat penjelasan, kemudian tamu akan kembali ke kelompoknya dengan membawa catatan hasil kunjungan mereka, dan menyampaikan informasi yang mereka peroleh. Demikian seterusnya antara satu kelompok dengan yang lain saling berinteraksi.
  4. Terdapat pembagian tugas dan pembagian kerja kelompok yang jelas, antara yang bertugas berkunjung dan yang bertugas menjadi tuan rumah melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dalam melayani tamu yang datang. Siswa dapat bekerjasama dengan temannya sehingga model ini dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai saat proses belajar mengajar.
  5. Model pembelajaran two stay two stray melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Model ini dapat memberikan gambaran pada siswa bahwa kehidupan di masyarakat diperlukan  hubungan saling ketergantungan dan interaksi social atara individu dengan individu lain dan antar individu dengan kelompok. 

   Demikian gambaran sekilas tentang model pembelajaran Two Stay Two Stray  ini, yang dapat menjadi alternatif bagi rekan-rekan guru dalam mengaktifkan dan meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Penulis telah melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model ini dengan hasil yang signifikan bahwa model ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga siswa terlibat secara aktif, kreatif, bertanggung jawab, pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak monoton. Semoga bermanfaat .

  

Sumber bacaan:

 

Bistari.(2015).Mewujudkan Penelitian Tindakan Kelas. Pontianak: PT Ekadaya Multi Inovasi.

https://www.kajianpustaka.com/2016/03/model-pembelajaran-tipe-two-stay-two-stray.html

https://www.asikbelajar.com/model-pembelajaran-two-stay-two-stray/




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas